Rabu, 13 Maret 2013

BIOGRAFI KH. MOH. SA'ID PPAI KETAPANG

Lahir di Tongan, Malang pada tahun 1901, Wafat Pada 1964 Dimakamkan dilingkungan Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang. Pendidikan NIS, ELS, nyantri di Kiai Mukti, Kasin,  Ponpes Canga'an Bangil, Ponpes Salafiyah Siwalan Panji, Sidoarjo.
Perjuangan/Pengabdian : Pendiri Ponpes Sono Tengah, Pakisaji, Pendiri Pesantren Karangsari Bantur, Pendiri Ponpes PPAI Ketapang, Kepanjen, Penggerak tentara Hisbullah, Rois Syuriah NU Cabang Malang, menjadi Ketua Misi Ulama se Jatim ke Moskow, Rusia, dan Karachi mewakili Partai NU wilayah Jawa Timur. 

Kiai Low Profile, yang Jadi Delegasi Ulama ke Rusia
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS. Al-Jaatsiyah:18)
Ayat ke-18 dalam Al Qur'an surat Al-Jaatsiyah itulah, yang selalu ditanamkan KH Moh. Said kepada santrinya. Harapannya, agar santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Agama Islam (PPAI) Ketapang, Kepanjen, yang diasuhnya tidak model-model. "Kalau memang hanya bisa membaca Al Fatihah, ya ajarkan Al Fatihah itu," ujarnya kala itu.
Prinsip kiai kelahiran Tongan, Kota Malang pada tahun 1901 ini, sebagai seorang pemimpin harus bisa mencetak atau mengkader santrinya menjadi pemimpin. Karenanya, tak heran jika kemudian Kiai Said, putra dari H Moh. Anwar dan Ny Lis ini berhasil mengkader santrinya menjadi kiai, ustadz, dan tokoh masyarakat. Seperti KH Abdul Hanan, KH Alwi Murtadho, Pengasuh PPAI Al Ihsan, Blambangan, Bululawang, KH Abdul Basyir, KH. Drs Mahmud Zubaidi, Ketua MUI Kabupaten Malang, yang juga Pengurus NU Cabang Kabupaten Malang, Ustadz H Ismail Qodly, guru agama di SLTP Shalahuddin, Gus Mad Suyuti Dahlan, Pengasuh Ponpes Nurul Ulum, Kacuk, Sukun, KH Ahmad Su'aidi, yang kini menjadi Pengasuh PPAI Ketapang, menggantikan beliau, dan puluhan kiai lainnya, yang tersebar di Malang dan sekitarnya.
Pada masa penjajahan Belanda, Kiai Said termasuk beruntung. Karena pada usia 10 tahun, beliau dapat mengenyam pendidikan dan berhasil menamatkan pendidikan NIS tahun 1911, dan 5 tahun kemudian menamatkan ELS tahun 1916. Setamat dari ELS beliau bekerja menjadi Komis Pos di Jember  selama 9 tahun, mulai tahun 1916 sampai 1925.
Sejak masa muda, beliau memang dikenal sebagai orang yang suka bekerja keras, dan tekun belajar. Selain membantu orang tuanya, juga berdagang, serta terkadang bertani.
Beliau menikah pada tahun 1925, dengan Siti Fatimah, seorang wanita dari Kidul Pasar Malang. Waktu itu, beliau masih berstatus sebagai pegawai di Kantor Gubernur di Surabaya tahun 1925 – 1927. Dalam pernikahan tersebut, Kiai Said tidak sampai dikarunia putra.
Secara khusus, awalnya Kiai Said hanya nyantri di beberapa kiai di Malang, seperti ngaji pada Kiai Mukti, Kasin, dan beberapa kiai lainnya. Selain itu,  juga pernah nyantri ke Canga'an Bangil. Kemudian nyantri ke Pondok Pesantren Salafiyah Siwalan Panji Sidoarjo pada tahun 1926 – 1931.
Bekerja menjadi pegawai pemerintah Belanda, ternyata tidak memuaskan hati beliau, hingga dia mengundurkan diri. Karenanya, setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren beliau mendirikan dan mengasuh Ponpes Sono Tengah Pakisaji Malang pada tahun 1931 sampai 1947. Pada tahun 1948, beliau mendirikan Pesantren Karangsari di Bantur. Setelah itu, sekitar tahun 1949 mendirikan Ponpes PPAI Ketapang, Kepanjen.
Di masa pendudukan penjajah Belanda, Kiai Said, turut berjuang bersama masyarakat untuk mengusir penjajah. Bahkan beliau termasuk tokoh yang menggerakkan tentara Hisbullah pada tahun 1945 –1948.
Dikalangan santri, dan masyarakat, beliau dikenal sebagai ulama yang bijaksana, serta dekat umaro' dan organisasi yang allamah waro’ dan sufi. Selain itu, juga aktif di organisasi NU, dan sempat menjadi Rois Syuriah NU Cabang Malang pada tahun 1950 –1965. Bahkan, pernah ditunjuk menjadi Ketua Misi Ulama se Jatim ke Moskow, Rusia, dan Karachi (Pakistan) mewakili Partai NU wilayah Jawa Timur.
Menurut Gus Mad Suyuti Dahlan, Kiai Said itu sosok sufi yang berpendirian teguh, suka menyendiri, dan menjauhi keramaian. Meski beliau lebih menekankan pada syariat (fiqih), tapi juga mengamalkan Thoriqoh Kholwatiyah dengan kitab susunannya Khulasoh Dzikril Ammah wah Khossoh, yang didirikan Syeh Kholwati. "Beliau itu hampir 27 tahun tidak pernah telat melaksanakan shalat berjama'ah. Dan pelajaran itu, selalu ditekankan pada santri-santrinya," ujar Almaghfurlah KH. Suyuti Dahlan (Pengasuh PP Nurul Ulum Kebon Sari Malang).
Demikian juga dalam bidang pendidikan, beliau sangat memperhatikan para generasi muda. Para santrinya diarahkan untuk menjadi penganjur agama Islam atau da’i, serta menjadi kader-kader dakwah yang memperjuangkan agama Islam ala ahlussunnah wal jama’ah, serta menyebarluaskan ajaran ponpes yang sehaluan dengan PPAI Ketapang.  
Kiai Said dipanggil Allah SWT pada tahun 1964 dalam usia 63 tahun, dan dimakamkan di sekitar pesantrennya. Pernah beliau sewaktu sakit dikunjungi Habib Abdul Qodir Bil Faqih, Pengasuh Pesantren Darul Hadits Al Faqihiyah yang kebetulan diantarkan Gus Suyuti Dahlan. Dalam pertemuan itu, Habib Abdul Qodir sempat menawarkan obat dari Jerman, yang sangat istimewa dan mujarab kepada Kiai Said. Namun, dengan segala kerendahan hati tawaran tersebut tidak diterima.
Lantas Kiai Said menceritakan, jika dirinya pernah bermimpi hatinya itu pecah jadi dua. Pecahan itu kemudian menjadi tulisan dalam bahasa Arab, yang artinya, "Tidak ada obat untuk penyakit ini, kecuali dengan dzikrullah."
"Kalau begitu, tidak usah saya beri obat Pak Kiai. Dzikir itu saja diteruskan," tutur Gus Mad Suyuti menirukan perkataan Habib Abdul Qodir Bil Faqih kepada Kiai Said waktu itu.

Nama                    :  KH. Moh. Sa’id
Tanggal lahir           :  1901
Tempat lahir           :  Jl. Tongan Kodya Malang
Ayah                     :  H. Moh. Anwar
Ibu                        :  Ny. Lis
Bangsa                  :  Indonesia / Jawa
Wafat                    :  1 Desember  1965
Makam                 :  Ponpes PPAI Ketapang - Kepanjen - Malang

Silabus Pendidikan Aswaja SMA/SMK Kelas XII


STANDAR KOMPETENSI
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH (ASWAJA) DAN KE-NU-AN

JENJANG                            : SMA/SMK/MA
KELAS                                 : XII (Dua Belas)

STANDAR KOMPETENSI :
1.       Kemampuan memahami nilai-nilai dasar NU
2.       Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan memedomani perilaku kaum Nahdliyyin dan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat
3.       Kemampuan memahami pola kepemimpinan di lingkungan NU
4.       Kemampuan memahami proses lahirnya Khittah Nadliyah
5.       Kemampuan menganalisis sejarah dan peran pondok pensantren dalam penyebaran Islam di Indonesia

NO
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1.        
Mengetahui dan memahami nilai-nilai dasar NU dan mengimplementasikannya dalam kehidupan
a.       Menjelaskan pandangan NU tentang Islam
b.       Menjelaskan keyakinan NU tentang Islam
c.       Menyebutkan Faham yang diyakini NU dan membedakan dengan paham yang lain
d.       Menyebutkan 2 (dua) aspek madzhab
e.       Menjelaskan landasan berfikir, bersikap dan berprilaku kaum nahdliyin
f.        Menyebutkan sikap kemasyarakatan NU yang membeda-kan dengan organisasi lain
g.       Menjelaskan pengertian tawassuth, I’tidal, tasamuh dan tawadzun
h.       Pengertian amar ma’ruf nahi munkar
i.         Menyebutkan pandangan NU tentang kebangsaan
j.         Menjelaskan pandangn NU tentang kehidupan berbangsa dan bernegara
k.       Menyebutkan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara menurut NU
l.         Menjelaskan pandangan NU tentang NKRI
m.    Menjelaskan pandangan NU tentang pluralitas bangsa
n.       Menyebutkan pedoman-pedoman NU dalam mengeluarkan hak politiknya
o.       Menjelaskan pandangan NU tentang hukum
p.       Memberikan komentar pandangan NU terhadap pendidikan
q.       Menganalisis pandangan NU tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
r.        Menjelaskan pandangan NU tentang pemberdayaan ekonomi
s.        Menyebutkan usaha-usaha yang dilakukan NU dalam mem-bangun ekonomi yang lebih adil dan merata dan bisa mencontohnya
2.        
Menerapkan perilaku warga NU dalam kehidupan sehari-hari
a.       Menyebutkan ciri prilaku keagamaan NU
b.       Menyebutkan ciri prilaku keagamaan NU di bidang akidah
c.       Menyebutkan ciri prilaku keagamaan NU di bidang fiqh/syari’ah
d.       Menyebutkan ciri prilaku NU di bidang akhlak/tasyawuf
e.       Menyebutkan ciri prilaku kemasyarakatan NU
f.        Menyebutkan pengertian butir-butir prilaku kemasyarakatan NU
g.       Menjelaskan prinsip-prinsip NU tentang kehidupan ekonomi
h.       Menjelaskan pengertian al-adalah, at-ta’awun, al-istiqomah
i.         Menyebutkan ciri prilaku NU di bidang politik
j.         Menyebutkan ciri prilaku NU di bidang budaya
k.       Menyebutkan prilaku sebagai warga NU
3.        
Menerapkan ukhuwah Nahdliyah
a.       Menjelaskan pengertian ukhuwah nahdliyah
b.       Menjelaskan penjabaran ukhuwah di bidang sosial
c.       Menjelaskan pengertian ukhuwah islamiah dan ukhuwah wathaniyah
d.       Menyebutkan kendala dan hambatan yang sering muncul dalam pengembangan wawasan ukhuwah
e.       Menyebutkan pandangan NU dalam melestarikan ukhuwah
4.        
Mendeskripsikan pola kepemimpinan NU sebagai pedoman berorganisasi
a.       Menjelaskan hubungan NU dengan ulama-ulama Pon-Pes
b.       Menyebutkan fungsi pondok pesantren bagi NU
c.       Menjelaskan kedudukan ulama dalam NU
d.       Menjelaskan latar belakang berdirinya NU
e.       Menyebutkan peran dan fungsi ulama menurut NU
5.        
Menganalisis kedudukan khittah nahliyah dan mampu sosialisasikannya dalam kehidupan sehari-hari
a.       Menjelaskan pengertian dan subtansi Khittah Nahdliyyah
b.       Menjelaskan latar belakang Khittah Nahdliyyah
c.       Menjelaskan tujuan Khittah Nahdliyyah
d.       Menyebutkan butir-butir khittah Nahdliyyah yang dihasilkan pada Muktamar NU XXVII tahun 1984
e.       Menjelaskan strategi NU dalam mensosialisasikan Khittah Nahdliyyah
f.        Menyebutkan rumusan-rumusan ikhtiar NU tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
g.       Menyebutkan pandangan NU tentang persatuan dan kesatuan
6.        
Menganalisis peran dan fungsi pondok pesantren dan ulama dalam pengembangan syariat Islam dan memedomaninya
a.       Menyebutkan pendiri pondok pesantren yang pertama
b.       Menyebutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pondok pesantren pada masa-masa awal berdirinya
c.       Menyebutkan 2 (dua) macam santri yang belajar di ponpes
d.       Menyebutkan tujuan utama didirikannya ponpes
e.       Menyebutkan elemen-elemen yang harus dimiliki setiap ponpes
f.        Menjelaskan tradisi ponpes
g.       Menyebutkan bentuk pengajaran di lingkungan ponpes
h.       Menyebutkan kurukulum yang digunakan di ponpes
i.         Menyebutkan pendekatan yang digunakan ponpes
j.         Menjelaskan pengertian ponpes
k.       Menyebutkan fungsi ponpes
l.         Menjelaskan perkembangan ponpes
m.    Menyebutkan model/tipe ponpes yang ada sekarang
n.       Menyebutkan cirri-ciri khusus ponpes
7.        
Mendeskripsikan perjuangan NU setelah kembali ke khittah 1926 dan visi, misi dan orientasi NU dalam memperjuangkan Islam di Indonesia
a.       Menjelaskan visi perjuangan NU
b.       Menyebutkan proses kembalinya NU ke khittah
c.       Menjelaskan misi NU dalam memperjuangkan Islam
d.       Menjelaskan visi NU dibidang politik dan sosial kemasya-rakatan
e.       Menyebutkan keputusan Muktamar NU XXVII di situbondo
f.        Menjelaskan pandangan NU tentang perjuangan dalam menegakan Islam
g.       Menyebutkan pengertian kaidah ushuliyah
h.       Menyebutkan 5 (lima) kaidah pokok ushuliyah
i.         Menyebutkan pengertian kaidah fiqhiyah
j.         Menyebutkan beberapa contoh kaidah fiqhiyah
k.       Menyebutkan pengertian kaidah mukhtalafah
l.         Menyebutkan beberapa contoh kaidah mukhtalafah
m.    Menyebutkan hubungan antara dalil nash dengan kaidah fiqhiyah
8.        
Menerapkan tradisi dzikir dan do’a yang terpelihara di lingkungan NU
a.       Menjelaskan pengertian dzikir dan do’a
b.       Hafal dan menulis ayat dan hadist tentang dzikir dan do’a
c.       Menjelaskan tat cara bardo’a
d.       Menyebutkan waktu yang baik untuk berdzikir dan berdo’a
e.       Menjelaskan pengertian istighatsah
f.        Terbiasa melakukan dzikir dan do’a
g.       Menyebutkan pengertian pujian
h.       Menyebutkan bacaan pujian
i.         Menyebutkan keutamaan shalawat kepada Nabi
j.         Menyebutkan waktu yang utama untuk bershalawat
k.       Menyebutkan tata cara dan macam-macam shalawat
l.         Menyebutkan contoh shalawat yang pendek dan sedang
m.    Membaca dengan benar shalawat pendek dan sedang
n.       Mengartikan bacaan shalawat
o.       Menjelaskan tujuan membaca shalawat
p.       Terbiasa mengamalkan puji-pujian
q.       Menjelaskan pengertian diba’an
r.        Menjelaskan tujuan diba’an
s.        Menyebutkan tata cara dan adab diba’an
t.        Menjelaskan tradisi diba’an warga NU
u.       Terbiasa melakukan diba’an
9.        
Mengamalkan amaliyah ibadah yang dianut NU
a.       Menjelaskan pengertian niat
b.       Menjelaskan pentingnya niat
c.       Menjelaskan pengertian qunut
d.       Menyebutkan macam-macam qunut
e.       Mempraktekan qunut
f.        Menjelaskan pengertian shalat tarawih
g.       Menyebutkan tata cara shalat tarawih dan witir
h.       Mempraktekan shalat tarawih dan witir
i.         Menyebutkan pengertian talqin
j.         Menyebutkan tata cara talqin
k.       Mempraktekan talqin
l.         Menjelaskan hukum talqin menurut Ahlussunnah Waljama’ah
m.    Menjelaskan dasar hukum talqin menurut ulama Ahlussunnah Waljama’ah
n.       Menjelaskan hukum ziarah kubur menurut kesepakatan ulama
o.       Menjelaskan tujuan ziarah kubur
p.       Menjelaskan adab ziarah kubur
q.       Menjelaskan pengertian tahlil dan dapat membacanya dengan benar
r.        Istiqamah dalam menerapkan amaliah nahdliyah