Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat
Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, budaya membaca
Al-Quran harus dilakukan kepada generasi muda sejak usia dini. Hal itu
dilakukan untuk membiasakan anak-anak agar gemar membaca Al-Quran.
"Bahkan masih bayi pun, anak-anak perlu
dibiasakan mendengar lantunan ayat-ayat Al-Quran," kata Khofifah dalam
sambutannya pada acara sosialisasi dan peresmian Labsite Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) Al-Khairot, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat,
Sabtu (21/1).
Menurut Khofifah, berdasarkan sebuah
penelitian, bacaan Al-Quran juga bisa berdampak positif pada
perkembangan kecerdasan anak-anak. Sebab, bacaan ayat-ayat Al-Quran bias
mempengaruhi sel-sel dalam otak. "Anak-anak ketika usia 0-2 tahun,
ketika sering mendengarkan ayat-ayat Al-Quran, kecerdasannya akan
berkembang dengan baik," jelasnya.
Karena itu, di hadapan massa yang
mayoritas merupakan anggota Muslimat, mantan Menteri Pemberdayaan
Perempuan era Pemerintahan Gus Dur ini berhadap kepada kaum ibu untuk
mulai membiasakan membaca Al-Quran di depan anak-anak.
Apalagi, katanya, bacaan Al-Quran juga
bisa menyembuhkan penyakit berat. Hal itu berdasarkan pengalaman
sejumlah penderita penyakit berat yang menurut dokter sudah sulit
diobati, tapi di luar dugaan bisa sembuh total.
"Ada teman sakit stroke dan sulit
bicara, tapi bisa sembuh kembali. Ternyata yang dilakukannya adalah
selalu mendengar bacaan Al-Quran. Dan di tas yang selalu dibawa ada
Al-Quran yang setiap ada kesempatan dibaca. Orang-orang akhirnya heran,
sakit begitu parah kok bisa sembuh kembali," katanya.
Kepada guru PAUD dan TK di lingkungan
Muslimat NU, Khofifah berharap mereka selalu meningkatkan kualitas
membaca Al-Quran. Sebab, baik tidaknya kualitas bacaan Al-Quran
anak-anak tergantung kepada gurunya.
"Intinya, guru jangan sampai malu
belajar lagi. Kalau makhorijul hurufnya belum baik ya harus diperbaiki,"
kata tokoh perempuan yang belakangan disebut-sebut masuk dalam bursa
Pilpres 2014 ini. Lebih lanjut, ia berharap semua guru PAUD dan TK
muslimat terus berupaya meningkatkan kemampuannya dalam mendidik
anak-anak. Itu sebagai upaya meningkatkan kualiatas dan mutu pendidikan
di lingkungan Muslimat.
Dikatakannya, di tingkat internasional,
saat ini telah ada organisasi pendidikan anak usia dini. Guru Paud dan
Muslimat NU sangat mungkin dilibatkan dalam kegiatan organisasi itu yang
digelar setiap tahun. "Asalkan ibu-ibu bahasa Inggrisnya bagus. Kalau
belum bagus berarti perlu belajar bahasa Inggris lagi. Pokoknya jangan
malu belajar lagi,"tegas Ketua Umum Yayasan Khadijah Surabaya ini.
Untuk diketahui, di bidang pendidikan
dan dakwah. Muslimat NU kini memiliki 13.568 TPQ, 9.800 TPA/RA, 4.657
playgroup, serta 38 ribu majelis taklim.
NU Online
0 komentar:
Posting Komentar