RESUME
MODUL 10
METODE PENGEMBANGAN SENI
METODE PENGEMBANGAN SENI
INDAH
YUSTIARI, NIM : 821016463
KHOIRUL LI’UMAH, NIM : 822670424
SITI MUTHOHAROH, NIM : 820485847
NURUL QOMARIYAH, NIM : 821352703
KAMELIA FIRDIYA, NIM : 821352728
KHOIRUL LI’UMAH, NIM : 822670424
SITI MUTHOHAROH, NIM : 820485847
NURUL QOMARIYAH, NIM : 821352703
KAMELIA FIRDIYA, NIM : 821352728
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PAUD
UPBJJ MALANG
PROGRAM STUDI S1 PAUD
UPBJJ MALANG
PERENCANAAN
SENI RUPA DI TAMAN KANAK-KANAK (TK)
Sebagai
guru TK sudah seharusnya memperhatikan bahwa bagi anak TK bukan hasil karya
yang diutamakan melainkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya eksplorasi
yang dibutuhkan, serta pengalaman anak bereksplorasi seni denagan berbagai
media (cat, kapur, lukis dll). Dan itu akan menimbulkan kesan yang mendalam dan
memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan. Hal ini dimungkinkan karena
program seni bersifat fleksibel. Apalagi saat ini anak-anak lebih cenderung
tertarik kepada aktivitas yang bersifat pasif seperti nonton TV, film, dan mendengarkan
radio. Dan keadaan ini akan berdampak negatif apabila hiburan tersebut
menggantikan permainan yang imajinatif.
Suatu
kegiatan seni rupa bisa dikatakan efektif apabila materinya cocok untuk
pembelajaran individual/group yang berbeda, dimana anak bisa bebas berekspresi
secara spontan dan tidak terikat. Dan pilihan jenis kegiatan tema dan teknik
yang sifatnya personal membuat karya seni dari tiap anak lebih jujur, nyata,
dan unik. Dan para ahli menunjukkan bahwa implikasi dari kematangan
perkembangan anak terlihat nyata dalam pendidikan seni. Berbagai stimulus yang
dapat diberikan untuk anak TK agar mereka termotivasi untuk berkreasi seni
antara lain : menyediakan material seni yang mudah dikuasai, menyediakan ruang
yang nyaman untuk berkarya dan memberi kebebasan anak untuk bereksplorasi
materi seni sesuai dengan keinginannya.
A.
METODE
PEMBINAAN SENI RUPA DI TK
1.
Pembinaan Ekspresi
Merupakan pembinaan
proses pengungkapan perasaan termasuk ungkapan jiwa, Lowenfeld mengatakan bahwa Self
Expression dalam arti yang tepat adalah pernyataan tentang isi jiwa
(pikiran, perasaan dan kehendak) dengan cara sendiri-sendiri dan ekspresi itu
bukan apa yang dinyatakan tetapi bagaimana
dinyatakan. Pembinaan ekspresi meliputi dua hal yaitu:
a. Memberikan
rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan kemampuan jiwa dengan cara:
-
Pendekatan langsung pada alam dan
peristiwa-peristiwa di luar kelas misalkan mengenai proporsi, mengamati cahaya
dan bayangan, mengenal bermacam-macam aroma dan tekstur.
-
Membangkitkan minat berasarkan
pengalaman anak.
b. Melatih
keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan bermacam media
ungkapsebagai sarana mengekspresikan perasaan atau jiwa dengan cara:
-
Eksplorasi: kegiatan menjelajah, mencoba
dan memanipulasi ide atau material lain misalnya dengan memberikan
bermacam-macam kertas maka anak akan meremas, merobek, menggunting dll. Dengan
kegiatan itumaka anak mengenali bahwa beberapa tipe kertas lebih merespon untuk
mudah digunting dll.
-
Eksperimen: kegiatan menemukan hal-hal
baru yang didapat dalam proses mencoba berbagai media ungkap.
2.
Pembinaan Kreatifitas
Bisa
diartikan dengan kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, mudah menyesuaikan
diri dalam setiap situasi, memiliki keaslian serta memiliki kemampuan berpikir
secara menyeluruh. Adapun kreatifitas sangat erat hubungannya dengan daya khayal yang diperlukan
dalam penciptaan karya seni. Oleh karena itu, daya khayal anak perlu diaktifkan
melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri.
3.
Pembinaan Sensitifitas
Sensitifas
berarti kepekaan menerima stimulus (rangsangan) dari luar yang diseap melalui
panca indera. Dan tingkat kepekaan anak berbeda-beda ada yang tajam dan ada
yang tumpul. Pada saat anak dapat mengasimilasi dan mengenal
perbedaan-perbedaan mereka akan menambahkan detail lebih banyak pada kreasi
seni mereka. Cara membina sensitifitas dapat ditempuh melalui:
a. Latihan
melihat/mengamati sesuatu, misalnya mengamati bentuk warna, tekstur dengan
susunan yang berbeda kemudian diserap oleh anak sehingga menimbulkan berbagai
tanggapan dan perasaan.
b. Latihan
merespon pengalaman sensori, misalnya mengenali karakter macam-macam
teksturdengan meraba permukaan suatu benda.
c. Mempelajari
dan menganalisis susunan suatu benda atau karya seni, misalnya anak diajak
mengamati benda (objek) kemudian menganalisis kondisi dan karakter objek
tersebut kemudian selanjutnya dicoba mengungkapkan hasil pengamatan itu.
4.
Pembinaan Keterampilan
Keterampilan
disini meliputi segala macam teknik penggunaan serta pengenalan alat/media
ungkap seni rupa. Menggunakan media dan alat-alat ungkap adalah sangat penting
dan sangat dibutuhkan karena dapat mempermudah anak dalam mengungkapkan
perasaan dan jiwanya. Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai-nilai seni,
kesadaran ini meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai
karya seni.
B.
JENIS
KEGIATAN SENI RUPA DI TK
Kegiatan
seni rupa pada dasarnya bersifat fleksibel dan terfokus pada pengalaman
personal. Oleh sebab itu, setiap anak dapat mengembangkan kemampuan seninya
dengan caranya sendiri. Ekspresi anak bersifat continue dan interpretasi
spontan dari apa ynag dirasakan, dipirkan, dilakukan dan dilihatnya. Gagasan
anak dirangsang oleh pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.
Material
seni harus lunak dan mudah digunakan dalam pembelajaran seni, misalnya: Menggambar
dengan crayon, melukis dengan jari (cat air) dan masih banyak lagi contoh yang
lainnya. Sedangkan peralatan praktek yang dibutuhkan untuk proses berkarya
antara lain:
-
kuas cat berujung rata dan runcing
dengan ukuran medium dan cukup panjang agar mudah diggunakan.
-
Gunting dengan ukuran sedang untuk
menggunting dll.
C.
PEMILIHAN
TEMA
Tema
yang disenangi anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya bersumber kepada
realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga, lingkungan bernain, alat
permainan, hewan peliharaan (kesayangan), dongeng yang diceritakan guru,
sirkus, kebun binatang, kolam renang, taman bermain dan lain sebagainya. Suatu
pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa gambar anak dapat
diklasifikasikan dalam empat kategori.
a. Gambar
spontan, yaitu gambar yang dibuat atas inisiatif anak sendiri sebagai suatu
kegiatan bermain.
b. Gambar
bebas/sukarela, yaitu gambar yang dibuat atas permintaan guru atau orang tua
atau bisa juga teman. Namun dalam hal ini tema dan objek gambar dipilih sendiri
oleh anak.
c. Gambar
terarah, yaitu gambar yang tema/topiknya sudah diarahkan.
d. Menyalin
gambar/melengkapi gambar, yaitu gambar yang telah disiapkan contohnya dalam
format lembar kerja siswa.
Dari
klasifikasi gambar di atas, jenis gambar spontan dinilai paling sesuai dengan
kebutuhan anak TK.
1. Subyek
dari karya seni rupa anak TK.
Pengkajian
dari isi ganbar anak TK menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka senang
menggambar subyek manusia, hewan dan tumbuhan.
2. Perkembangan
representasi objek tunggal dalam karya seni rupa anak TK.
Representasi
(ungkapan visual) objek tunggal dalam karya seni rupa anak TK menjadi fenomena
(kecenderungan) yang umum terjadi karena kemampuan dan pemahaman konseptual
anak tentang dunia sekitarnya masih terbatas karena koordinasi tangan dan mata
belum sempurna.
Berikut
adalah representasi karya gambar dan modelling versi anak.
1. Makhluk
hidup
a. Manusia
Karakteristik manusia
pada gambar anak awalnya dalam bentuk pra bagan sederhana berupa bentuk
bundar/oval lengkap dengan mata, hidung, mulut dan telinga. Tangan dan kaki digambar
berupa garis yang melekat pada badan yang sekaligus berfungsi sebagai kepala.
Gambar ini disebut Head Man (manusia
kepala), kemudian berubah menjadi bentuk bagan/skematik dimana gambar kepala
digambar dalam bentuk ukuran kecil dengan kaki panjang atau disebut Leg-Man.
b. Binatang
Merupakan objek yang
seringkali muncul pada gambar anak. Bentuk hewan digambar dalam skema/bagan
yang menyerupai manusia. Kepala dan badan digambar oval dengan kaki yang
panjang. Beberapa anak terlihat lebih tertarik mengamati badan hewan dari pada
badan manusia dikarenakan anak lebih suka mengamati gerak hewan dari pada
dirinya (manusia).
c. Tumbuhan
Pada gambar jenis spontan sering
kita jumpai berbagai macam bentuk pohon
dan bunga yang kering digambarkan berikut figur manusi dan hewan. Minat
gambar anak terus berkembang sejalan dengan bertambahnya usia anak, sedang
gambar objek manusia cenderung menurun sementara minat terhadap objek gedung
lebih meningkat.
Anak
menggambar bunga dengan berbagai variasi bentuk/skema yang unik dan ekspresif.
Ada tiga jenis karakter skema gambar bunga pada anak.
a. Skema
kancing: bunga digambar berupa ligkar kecil dan garis vertikal pendek di
bawahnya.
b. Skema
daisy: bunga digambar menyerupai bunga daisy berbentuk lingkaran besar dengan
garis lengkung mengelilinginya dan garis vertikal pendek di bawahnya.
c. Skema
tulip: bunga digambar menyerupai bunga tulip berbentuk bulan sabit.
2. Benda buatan manusia
Banyak benda buatan
manusia menarik perhatian anak, misalnya rumah, mobil, pesawat, jembatan, hotel
dan lain sebagainya.
a. Rumah
dan tata ruang dalam
Sepanjang
masa rumah menjadi ungkapan visual yang bersifat universal dalam gambar anak.
Kecintaan pada subjek ini menunjukkan bahwa rumah adalah simbol keamanan yang
berkaitan dengan kehidupan keluarga. Representasi skema bentuk rumah biasanya
menampilkan satu atau tiga sisi rumah dengan atap berbentuk segi tiga dan
bagian terpenting adalah pintu dan jendela. Anak TK jarang menampilkan tata
ruang dalam (interior) karena anak menghadapi problematik visualisasi ruang.
b. Transportasi
Anak-anak
khususnya anak laki-laki senang menggambar berbagai sarana transportasi seperti
mobil, pesawat, kereta api dll. Dan ini menjadi daya tarik utama, pada masa pra
bagan anak menggambar kereta api biasanya berupa kotak berjajar yang
merepresentasikan gerbong.
PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA
DI TK
Proses
kreatif yang terjadi dalam diri anak melibatkan hal berikut:
1. Kegiatan
mengamati (seeing)
Proses
awal penciptaan karya yang dimulai dengan memberi stimulus pada anak untuk
mengaktifkan fungsi inderawinya, khususnya penglihatan untuk mengobservasi
berbagai gejala lingkungan, alam atau hal-hal lain yang menarik perhatian anak
yang akan memicu munculnya gagasan, ide-ide yang segar dan kreatif.
2. Kegiatan
merasakan (feeling)
Selanjutnya
pengalaman inderawi beralih kepada proses pembentukan sensitifitas visual
perseptual melalui pengalaman apresiatif dalam merasakan, menikmati berbagai
stimulus dari luar (misalnya nilai keindahan dari bunga, nilai humor dari
badut/kartun), sesuai pemahaman dan pengalaman subyektif anak.
3. Kegiatan
berpikir (thinking)
Proses
perseptual yang terjadi dalam diri anak tidak hanya melibatkan pengalaman
inderawi dan perseptual saja, tetapi juga kemampuan kognitif seperti kemampuan berpikir
kritis, menganalisis, menanggapi/merespon secara verbal dan visual. Hal ini
juga akan mempengaruhi pembentukan logika artistik yang unik dan berbeda pada
tiap anak.
4. Kegiatan
berkarya (doing)
Proses
berkarya merupakan proses memvisualisasikan (mewujudkan) gagasan/ide ke dalam
wujud karya dwi matra atau tri matra melalui kecakapan praktis dalam memanfaatkan
media. Learning by Doing merupakan
cara yang efektif untuk melatih keterampilan berkarya seni rupa.
A.
PROSES
PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA DWI MATRA
1. Menggambar
ekspresi
Menggambar
ekspresi atau disebut gambar bebas adalah media ekspresi dwi matra yang paling
ekspresif yang dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan ide dalam diri anak secara bebas.
Aktivitas kreatif yang lebih mengutamakan Self
Expression ini yang dipentingkan adalah “bagaimana”
anak mengekspresikan atau menuangkan gagasan , perasaannya bukan sekedar “apa” yang digambar anak. Unsur visual
yang menonjol adalah kualitas goresan atau tarikan garis atau sapuan kuas dan
kulitas warna, misalnya menggambar dengan crayon/cat cair.
2. Finger
Painting
Melukis
untuk anak pada dasarnya sama dengan menggambar bebas atau ekspresi yaitu media
ekspresi seni rupa dwi matra. Dan dalam Finger
Painting hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan
cat khusus yang dapat dibeli atau dibuat sendiri. Seperti halnya menggambar
ekspresi karya Finger Painting juga
mengutamakan Self Expression yang
lebih mementingkan bagaimana anak mengekspresikan gagasan, bukan “apa” yang dilukis anak dan unsur visual
yang menonjol adalah kualitas goresan/tarikan garis/sapuan tangan dan permainan
warna. Media ini memberi pengalaman sensasi, rabaan yang mengasyikkan dan
memberi kejutan yang inspiratif.
3. Melukis
dengan sedotan
Hal
utama ynag perlu diperhatikan adalah penggunaan sedotan limun yang cukup kuat
besar dan tidak sobek. Dan kegiatan ini sarat dengan nuansa bermain yang
mengutamakan ekspresi tiupan yang spontan dan tak terduga. Unsur visual yang
paling menonjol adalah efek semburan cat dan komposisi warna cat serta teknik
tiup.
4. Mencetak
Prinsip
dari mencetak adalah memindahkan gambar ke atas kertas atau bahan lain dengan
menggunakan acuan cetak yang terbuat dari berbagai jenis bahan misalnya
mencetak dengan anggota tubuh, bahan alam atau dengan bahan temuan. Yang lebih
diutamakan kepekaan estetik dari unsur visual yang ditonjolkan adalah
keserasian keindahan penataan bentuk dan warna serta keterampilan teknik cetak.
B.
PROSES
PENCIPTAAN SENI RUPA TRI MATRA
1. Merakit
konstruksi
Pengertian
merakit adalah menyusun dan menggabungkan bagian-bagian atau komponen terpisah
sehingga menghasilkan wujud tertentu dengan struktur bentuk yang utuh. Hal ini
yang perlu diperhatikan dalah kecermatan merakit, keseimbangan, dan
keharmonisan bentuk. Prosesnya dikerjakan dengan cara merekat mengikat dan
menusuk. Aktifitas kreatif ini mengutamakan kepekaan estetik dan keterampilan
motorik. Dalam prosesnya yang lebih diutamakan adalah “bagaimana” anak mengekspresikan/menuangkan penataan yang artistik
secara lustingtip, bukan sekedar “apa”
yang dirakit. Unsur visual yang paling menonjol adalah keindahan penataan
bentuk dan warna serta keterampilan teknik merakit.
assalamualaikum, kalau boleh tau.
BalasHapusreferensi apa yang digunakan untuk mencari definisi dan seluk beluk tentang mengggambar ekspresi?
selain dari buku UT. terimakasih, mohon dibalas
erasyakura@gmail.com